Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Teknik Menyeleksi Material Pipa

Untuk menentukan material pipa, terutama untuk usaha, faktor yang paling diperlukan adalah fluida apa yang mengalir di dalamnya. Selain itu, kondisi pendatang dari pembuluh juga mempengaruhi. Dan terakhir, tentu saja sosok ekonomi pun menjadi rendah pemilihan material. lihat Pipe Distributor

Pipa dapat dibagi menjadi 2 bagian gede. Pipa dari logam & non-logam. Logam terdiri dari carbon steel, stainless steel, aluminium, nickel dan lainnya. Berikut ini adalah contoh pada desain buluh-buluh untuk bengkel industri udara alam, minyak, atau kilang kimia yang lain.
image

Pertama, reaksi harus mengira-ngira apa & berapa tidak sedikit macam rahim yang hendak melewati pipa. Pada dasarnya, segala pipa untuk proses biasanya harus mengenakan pipa logam dan dimulai dari material carbon steel yang amat murah.

Hukuman aliran fluida, bagian di dalam pipa mendapati korosi, serta salah satu cara untuk mengumumkan kecepatan korosi adalah menggunakan grafik de Waard - Milliams nomograph. Grafik berikut membantu dalam menentukan buatan kecepatan korosi (mm/tahun) yang disebabkan adanya kandungan CO2 dalam fluida.

Problem dikarenakan korosi bisa diatasi secara menambah kerimbunan pipa sejumlah kecepatan korosi dikali tahun lamanya kilang didesain. Akan tetapi, jika semuanya ketebalan yang dibutuhkan dalam mengatasi korosi itu terlalu tebal, pembuluh akan menjadi sangat tebal dan tidak efektif dalam pembangunannya.

Kecuali korosi, suhu fluida pun menentukan bahan pipa. Tambah rendah temperatur, logam mau menjadi gampang mengalami celah. Ini sebab sifat brittle (getas) logam bertambah di dalam suhu nista. Stainless steel merupakan salah satu yang kepala dingin akan temperatur rendah. Olehkarena itu itu, untuk cryogenic service (fluida dengan suhu sistem dibawah -196 degC) stainless steel merupakan material yang cocok disamakan dengan carbon steel.

Stainless steel sering disebut pun corrosion resistance alloy (campuran logam tahan korosi) dan tentunya kian mahal disamakan carbon steel. Stainless steel bisa dibagi menjadi beberapa jenis, contohnya austenitic, feritic, martenistic, duplex dan high alloy stainless steel (campuran tinggi logam stainless steel). Sayangnya, stainless steel tidak tahan lawan semua species korosi, paling utama korosi yang disebabkan sambil klorida, sulfida serta fluida asam (sour fluid) yang lain.

Untuk bentuk pipa yang mengalirkan fluida asam (piping system for sour service) biasanya dalam desain berdasarkan standar NACE (National Association of Corrosion Engineers) MR0175. Mulai tahun 2003, status NACE MR0175 bersatu beserta ISO 15156 dan yang memiliki syarat desain yang sulit disamakan edisi tahun sebelumnya.

http://www.valvemurahjakarta.com tahan lawan berbagai korosi, semakin mahal harga material tersebut. Untuk mengurangi biaya, pengaplikasian cladding atau overlay merupakan satu diantara alternatif. Contohnya menggunakan corong dari carbon steel beserta dilapisi senar mahal di bagian dalamnya aja yang bersentuhan langsung beserta fluida sumber korosi akan bisa menekan biaya tanpa mengurangi ketetapan hati terhadap korosi.

Pemilihan bahan ini bukan hanya untuk pipa, tetapi juga halal untuk drum (vessel), katup (valve) & elemen pipa lainnya. Dalam katup, walaupun material atas badan katup bisa mengenakan carbon steel, tetapi potongan dimana korosi tidak diperbolehkan untuk merintangi kemampuan lidah untuk menutup (sering dikenal sebagai sebagai trim, seperti potongan valve seat, stem dan lainnya), maka penggunaan stainless steel / logam kepala dingin korosi yang lain menjadi tuntutan.
Sign In or Register to comment.